Jakarta, Berita Terkini – PT Honda Prospect Motor (HPM) tengah menghadapi badai di pasar otomotif Indonesia. Berdasarkan data Gaikindo, performa penjualan Honda dari Januari hingga Juli 2025 menurun drastis. Angka wholesales (dari pabrik ke dealer) hanya mencapai 37.916 unit, menyumbang pangsa pasar sebesar 8,7 persen — turun 29,6 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencatat 53.838 unit. Bulan Juli 2025 juga mengecewakan, dengan wholesales hanya 5.235 unit, anjlok 16,2 persen dari Juli 2024’s 6.249 unit.
Baca juga: Polytron Siap Rilis Motor Listrik Khusus Perempuan pada 22 Agustus 2025, Jadi Teman Perjalanan yang Stylish dan Nyaman
Penurunan serupa terlihat pada penjualan retail (dari dealer ke konsumen). Sepanjang Januari–Juli 2025, Honda hanya mencatatkan 44.196 unit, turun 25,6 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 59.390 unit. Khusus untuk Juli 2025, retail sales hanya 5.003 unit, turun drastis 35,1 persen dari Juli 2024 yang mencatat 7.709 unit.

Baca juga: Daihatsu Kuasai Pasar Mobil di Bawah Rp300 Juta, Penjualan Naik Pesat di 2025
Dealer Honda Berguguran, Merek China Ambil Alih
Jawaban atas krisis ini tampak melalui penutupan sejumlah dealer Honda di kota-kota besar. Contohnya, dealer Honda Pasteur di Bandung resmi ditutup secara permanen sejak 27 Maret 2025. Di Surabaya, dealer di kawasan Jemursari sudah berubah menjadi outlet merek mobil listrik asal Tiongkok, BYD, bahkan ada juga yang berpindah ke merek Chery.
Menurut laporan dari media lain, beberapa outlet di kota besar, termasuk di Surabaya dan Bandung, memang sudah tutup. Namun, PT HPM tetap memastikan pelayanan konsumen tetap berjalan melalui jaringan dealer yang masih aktif.
Baca juga: Daftar Mobil Jepang Terbaru yang Mencuri Perhatian di GIIAS 2025, dari Mitsubishi hingga Toyota
Merek Tiongkok: Ancaman Nyata di Tengah Hilangnya Konsumen
Salah satu penyebab utama guncangan Honda adalah serbuan merek otomotif asal Tiongkok. Produk mereka semakin diminati, terutama karena inovasi dan harga yang kompetitif. Data per Juli 2025 menunjukkan BYD mencatat kenaikan 21,3 persen dengan penjualan 2.335 unit (porsi pasar 3,9%), sementara Chery melonjak 104,2 persen ke total 1.593 unit (pangsa pasar 2,6%). Secara lebih luas, total pasar kendaraan di Indonesia turun 10,1 persen year-to-date (Januari–Juli 2025), sementara BYD justru mencatat lonjakan penjualan spektakuler, menembus posisi keenam penjualan wholesale secara nasional.