Trump Ancam Bombardir Nuklir Iran, Israel Tak Surut Nafsu Perang Meski Gencatan Berlaku

Trump Ancam Bombardir Nuklir Iran, Israel Tak Surut Nafsu Perang Meski Gencatan Berlaku

Jakarta, Berita TerkiniKetegangan di Timur Tengah kembali memanas. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, sementara Israel tetap menunjukkan hasrat kuat untuk melanjutkan konflik dengan Teheran.

Kepala Staf Umum Militer Israel (IDF), Eyal Zamir, menyatakan bahwa meskipun saat ini tengah berlaku gencatan senjata, perang melawan Iran dan sekutunya belum usai.

“Iran dan jaringan proksinya di kawasan masih kami pantau ketat. Perang belum selesai,” ujar Zamir dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Times of Israel, Selasa (22/7/2025).

Baca juga: Eks Marinir TNI Gabung Tentara Rusia, Kini Minta Pulang: Ini Respons Kemlu RI

 Pernyataan itu datang di tengah ketegangan usai bentrokan sengit antara Israel dan Iran yang pecah pada Juni lalu. Konflik bersenjata antara kedua negara dipicu kekhawatiran Tel Aviv terhadap ambisi nuklir Teheran yang dinilai semakin mengancam. Israel menuduh Iran hampir mencapai kemampuan penuh untuk memproduksi senjata pemusnah massal.

Atas dasar itu, Israel melancarkan berbagai serangan ke sejumlah situs penting milik Iran, termasuk fasilitas nuklir dan instalasi militer. Beberapa ilmuwan nuklir dan pejabat senior militer Iran juga tewas dalam serangan tersebut.

Trump Ancam Bombardir Nuklir Iran, Israel Tak Surut Nafsu Perang Meski Gencatan Berlaku
Trump Ancam Bombardir Nuklir Iran, Israel Tak Surut Nafsu Perang Meski Gencatan Berlaku

Baca juga: ICC Tolak Cabut Surat Penangkapan Netanyahu dan Gallant, Israel Gagal Hentikan Penyelidikan Gaza

Tiga fasilitas nuklir utama Iran—Isfahan, Natanz, dan Fordow—dilaporkan hancur akibat serangan yang didukung penuh oleh Amerika Serikat, atas desakan Israel. Meski begitu, Teheran mengklaim sistem pertahanan udaranya kini telah pulih dan siap menghadapi ancaman lanjutan.

Dalam pernyataan lanjutannya, Zamir menegaskan bahwa Israel akan terus menjalankan operasi ofensif di sejumlah wilayah perbatasan. Ia memerintahkan militer untuk memperkuat sistem pertahanan udara serta meningkatkan keunggulan intelijen.

Baca juga: Eks Marinir TNI Gabung Tentara Rusia, Kini Minta Pulang: Ini Respons Kemlu RI

“Kita harus menjaga dominasi udara dan memperkuat pertahanan di setiap lini. Intelijen akan jadi kunci,” tegasnya.

Zamir juga menyebut bahwa perang yang berkecamuk di Gaza termasuk konflik paling rumit yang pernah dihadapi IDF. Ia mengungkapkan bahwa banyak tentara Israel gugur dalam pertempuran tersebut.

Sementara itu, agresi Israel di Jalur Gaza telah merenggut lebih dari 59 ribu nyawa warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Tak kurang dari 142 ribu orang luka-luka, dan krisis kemanusiaan kian memburuk akibat blokade serta pembatasan bantuan yang diberlakukan oleh Israel.

Perang yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 itu kini menjadi sorotan dunia. Tekanan terhadap Israel meningkat seiring memburuknya kondisi warga sipil di Gaza, yang terjebak dalam kelaparan dan keterbatasan akses medis.