Digital Nomad, Gaya Hidup Bebas Milenial & Gen Z yang Makin Diminati: Ini Plus Minusnya!

Jakarta, Berita Terkini – Gaya hidup digital nomad kini jadi pilihan favorit bagi generasi milenial dan Gen Z yang ingin lepas dari rutinitas kerja konvensional. Tak lagi sekadar tren, cara hidup ini berkembang menjadi fenomena global seiring kemajuan teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan kebebasan bekerja.

Bekerja dari pinggir pantai di Bali, dari mobil van keliling Jawa, hingga kafe di sudut Yogyakarta, kini bukan lagi angan-angan. Berkat koneksi internet dan sistem kerja jarak jauh, siapa pun bisa tetap produktif tanpa harus duduk di balik meja kantor 9-to-5.

Apa Itu Digital Nomad?

Istilah digital nomad merujuk pada orang yang bekerja secara daring sambil menjalani hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Profesi yang paling cocok untuk gaya hidup ini biasanya fleksibel dan berbasis internet, seperti penulis lepas, desainer grafis, programmer, hingga content creator.

Mereka memilih gaya hidup ini karena menginginkan kebebasan waktu, lokasi, dan makna dalam pekerjaan—sesuatu yang dianggap kurang bisa didapatkan dari rutinitas kerja konvensional.

Baca juga: Mainan Kosmetik Anak Bisa Bahayakan Kesehatan, Ini Kata BPOM dan Kemenperin

Digital Nomad, Gaya Hidup Bebas Milenial & Gen Z yang Makin Diminati Ini Plus Minusnya!

Mengapa Digital Nomad Jadi Tren di Kalangan Anak Muda?

Generasi milenial dan Gen Z dikenal lebih peduli pada keseimbangan hidup serta kesehatan mental. Mereka tak hanya ingin bekerja demi gaji, tapi juga ingin tetap punya ruang untuk eksplorasi diri dan pengalaman baru.

Sebuah laporan dari Harvard Business Review menyebutkan bahwa gaya hidup work-from-anywhere telah berkembang menjadi tren digital nomad yang kian diminati. Di Amerika Serikat saja, lebih dari 17 juta pekerja mengidentifikasi diri sebagai digital nomad, meningkat 131% hanya dalam tiga tahun terakhir (2019–2022).

Keuntungan Menjadi Digital Nomad

1. Bekerja dari Mana Saja
Selama ada koneksi internet, kamu bebas bekerja di mana pun: dari villa di Ubud hingga coworking space di luar negeri.

2. Fleksibilitas Waktu
Atur jam kerja sesuai ritme tubuhmu. Nggak perlu bangun pagi demi absen, dan bisa ambil cuti kapan pun selama pekerjaan beres.

3. Pengalaman Hidup yang Lebih Kaya
Tinggal di berbagai tempat membuat kamu belajar banyak hal baru—budaya, bahasa, hingga makanan khas lokal. Ini jadi bekal berharga dalam hidup.

Baca juga: 5 Kebiasaan Penting agar Otak Anak Berkembang Maksimal, Ini Rekomendasi Ahli Neurologi

Tantangan yang Perlu Dihadapi

Meskipun terdengar menyenangkan, gaya hidup ini tidak lepas dari kendala. Berikut beberapa tantangan umum yang kerap dialami para digital nomad:

1. Koneksi Internet yang Tidak Stabil
Internet adalah nyawa utama. Sayangnya, tidak semua lokasi memiliki jaringan yang mumpuni.
Solusi: Cari tempat tinggal dengan infrastruktur digital bagus, atau siapkan modem portabel sebagai cadangan.

2. Merasa Kesepian
Hidup berpindah-pindah membuat interaksi sosial jadi terbatas.
Solusi: Gabung komunitas digital nomad, ikuti acara di coworking space, atau gunakan platform seperti Meetup untuk cari teman.

3. Sulit Mengatur Waktu Karena Zona Waktu Berbeda
Bekerja dengan klien dari negara lain bisa bikin jadwal kerja jadi berantakan.
Solusi: Gunakan tools seperti Google Calendar atau World Time Buddy untuk menyinkronkan jadwal dan tetap jaga work-life balance.

Baca juga: Kanker Masih Jadi Ancaman Nyata untuk Perempuan Indonesia, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya Sejak Dini

Apakah Gaya Hidup Ini Cocok untuk Kamu?

Digital nomad memang bukan untuk semua orang. Tapi jika kamu mendambakan hidup yang lebih fleksibel, bermakna, dan tidak terikat ruang dan waktu, mungkin ini adalah jalan yang kamu cari.

Yang terpenting, siapkan mental, peralatan kerja yang mumpuni, dan mindset tangguh. Karena di balik kebebasannya, gaya hidup ini juga menuntut kedisiplinan yang tinggi.

Kerja bisa dari mana saja, asal tetap konsisten dan profesional. Dunia luas menantimu!