Jakarta, Berita Terkini – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) akhirnya buka suara terkait video viral seorang eks prajurit Marinir TNI Angkatan Laut bernama Satria Arta Kumbara yang memohon untuk dipulangkan ke tanah air setelah bergabung dengan militer Rusia.
Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah “Roy” Soemirat, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan kasus Satria dan aktif menjalin komunikasi melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow.
Baca juga: ICC Tolak Cabut Surat Penangkapan Netanyahu dan Gallant, Israel Gagal Hentikan Penyelidikan Gaza
“Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Moskow tetap memantau keberadaan dan melakukan komunikasi dengan yang bersangkutan,” ujar Roy dalam pernyataan tertulis kepada wartawan pada Senin malam (21/7).

Baca juga: Prabowo Resmikan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, Langkah Besar Menuju Ekonomi Rakyat Mandiri
Namun, Roy tak merinci apakah pemerintah akan memfasilitasi pemulangan Satria ke Indonesia. Ia hanya menegaskan bahwa status kewarganegaraan Satria merupakan ranah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
“Mengenai status kewarganegaraan yang bersangkutan, hal tersebut menjadi ranah kewenangan Kementerian Hukum,” tambahnya.
Minta Tolong ke Prabowo, Gibran, dan Menlu Sugiono
Dalam video berdurasi beberapa menit yang beredar luas di media sosial, Satria menyampaikan permohonan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri Sugiono agar membantunya pulang ke Indonesia.
Satria mengaku tak tahu bahwa bergabung dengan militer asing, dalam hal ini Kementerian Pertahanan Rusia, dapat berdampak pada pencabutan status kewarganegaraan Indonesia. Ia menyebut keputusan tersebut dilandasi alasan ekonomi.
Baca juga: Hasil MotoGP Ceko 2025: Marc Marquez Juara, Pimpin Klasemen Jauh Tinggalkan Rival
“Saya ingin memohon maaf sebesar-besarnya apabila ketidaktahuan saya menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia mengakibatkan dicabutnya warga negara saya,” kata Satria dalam video itu.
Tak hanya meminta maaf, Satria juga berharap agar Presiden Prabowo bisa membantu melobi Presiden Rusia Vladimir Putin demi mengakhiri kontrak militernya dan memulihkannya sebagai WNI.
“Mohon kebesaran hati Bapak Prabowo, Bapak Gibran, dan Bapak Sugiono untuk membantu saya kembali ke tanah air serta memulihkan kewarganegaraan saya,” ungkap Satria dalam video tersebut.
Hingga kini, belum ada keputusan resmi dari pemerintah Indonesia terkait permintaan Satria tersebut. Proses hukum dan diplomasi kemungkinan akan menjadi rujukan utama dalam menentukan nasibnya ke depan.