Kanker Masih Jadi Ancaman Nyata untuk Perempuan Indonesia, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya Sejak Dini

Kanker Masih Jadi Ancaman Nyata untuk Perempuan Indonesia, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya Sejak Dini

Jakarta, Berita TerkiniKanker masih menjadi momok menakutkan di Indonesia, terutama bagi kaum perempuan. Minimnya kesadaran terhadap gejala awal dan masih tingginya paparan zat berbahaya dari lingkungan menjadikan angka penderita kanker terus meningkat setiap tahun.

Menurut Amira Laksita, STr Gz, konsultan kesehatan dari Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia, perempuan merupakan kelompok yang paling rentan terhadap jenis kanker seperti serviks dan payudara. Ia menekankan pentingnya deteksi dini dan edukasi menyeluruh sejak usia muda.

“Kanker bukan hanya disebabkan faktor genetik. Bahan kimia di makanan, pestisida, pengawet, bahkan radiasi dari alat elektronik yang kita gunakan setiap hari bisa menjadi pemicunya,” ujar Amira dalam kunjungannya ke Gedung Biru Kaltim Post, Selasa (22/7).

Kanker Masih Jadi Ancaman Nyata untuk Perempuan Indonesia, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya Sejak Dini
Kanker Masih Jadi Ancaman Nyata untuk Perempuan Indonesia, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya Sejak Dini

Baca juga: Mainan Kosmetik Anak Bisa Bahayakan Kesehatan, Ini Kata BPOM dan Kemenperin

Kanker Serviks: Ancaman Nyata yang Sering Terlambat Terdeteksi

Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi bagi perempuan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) yang menular melalui hubungan seksual.

“Gejalanya sering kali tak tampak, itulah kenapa banyak perempuan tak sadar kalau sudah terkena. Deteksi dini seperti pap smear atau tes IVA sangat penting dilakukan secara rutin minimal satu tahun sekali,” jelas Amira.

Vaksinasi HPV yang kini tersedia secara gratis di beberapa fasilitas kesehatan juga menjadi langkah preventif yang sangat dianjurkan, khususnya bagi perempuan aktif secara seksual.

Baca juga: Feri Amsari Soroti Kasus Tom Lembong: Peradilan Bernuansa Dendam Politik?

Kanker Prostat Mengintai Kaum Pria

Tak hanya perempuan, pria pun perlu waspada. Kanker prostat menjadi ancaman serius bagi pria lanjut usia, dengan gejala seperti kesulitan buang air kecil hingga nyeri saat berkemih. Sayangnya, banyak yang mengabaikan gejala ini karena dianggap biasa.

Herbal Lokal sebagai Pendamping Pengobatan

Menariknya, Amira juga memaparkan potensi tanaman herbal lokal sebagai pendukung pengobatan kanker. Tiga tanaman yang tengah naik daun adalah temu putih, keladi tikus, dan benalu teh. Ketiganya telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dan kini mulai diteliti secara medis.

  • Temu Putih (Curcuma zedoaria) mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri yang bersifat antikanker dan antioksidan. “Selain menghambat pertumbuhan sel kanker, temu putih juga membantu mengurangi efek samping kemoterapi seperti mual dan nyeri,” terang Amira.
  • Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) dikenal memiliki senyawa aktif yang menghancurkan sel kanker tanpa merusak jaringan sehat. Ia bekerja dengan cara menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada tumor, atau yang dikenal dengan istilah anti-angiogenesis.
  • Benalu Teh (Scurrula atropurpurea) merupakan tanaman parasit yang kaya antioksidan seperti flavonoid dan polifenol. Kandungan ini berfungsi menangkal radikal bebas penyebab mutasi sel yang bisa memicu kanker.

Baca juga: Korupsi Kredit PT Sritex: Kerugian Negara Membengkak Jadi Rp1,08 Triliun, Kejagung Sebut Masih Bisa Bertambah

Tetap Harus Didampingi Medis

Meski memiliki potensi besar, Amira mengingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi herbal secara sembarangan, terutama bagi pasien yang tengah menjalani pengobatan utama. Konsultasi dengan tenaga medis tetap menjadi langkah bijak agar pengobatan berjalan optimal.

“Herbal bisa jadi pelengkap, tapi bukan pengganti pengobatan medis. Kombinasi keduanya, jika dilakukan dengan tepat dan terpantau, bisa menjadi solusi yang sangat membantu,” ujarnya.

Baca juga: Eks Marinir TNI Gabung Tentara Rusia, Kini Minta Pulang: Ini Respons Kemlu RI

Pentingnya Dukungan Emosional dan Edukasi Masyarakat

Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia juga aktif memberikan pendampingan psikologis serta bantuan dana bagi pasien kanker yang berasal dari keluarga kurang mampu.

“Pasien kanker tidak hanya butuh pengobatan, tapi juga semangat untuk melawan. Kami hadir untuk memastikan mereka tidak berjuang sendirian,” tegas Amira.

Ia pun berharap pemerintah dan sektor swasta bisa terus mendorong kampanye masif tentang pentingnya deteksi dini serta memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.