Jakarta, Berita Terkini – Serangan siber biasanya identik dengan kerugian, mulai dari kebocoran data, sistem yang lumpuh, hingga kerugian finansial. Namun, kasus unik terjadi di Belanda. Alih-alih membuat masyarakat panik, insiden peretasan ini justru membawa “kebahagiaan” bagi sebagian pengguna jalan raya.
Insiden tersebut terjadi pada 17 Juli 2025 lalu, ketika sistem Public Prosecution Service di Belanda menjadi target serangan siber. Berdasarkan dugaan awal, aksi ini berkaitan dengan kelompok peretas yang memiliki afiliasi dengan Rusia maupun China. Yang menarik, target utama peretasan bukanlah data keuangan atau informasi sensitif semata, melainkan speed camera alias kamera pengawas kecepatan kendaraan.
Baca juga: Huawei MatePad 11.5 2025 Resmi Hadir di Indonesia, Andalkan PaperMatte Display & PC-Level WPS Office

Baca juga: Apa Itu Samsung Knox? Fitur Keamanan Canggih untuk Lindungi Data Pribadi di Era AI
Speed Camera Mati Total, Pengendara Lepas dari Tilang
Laporan menyebutkan ada belasan kamera kecepatan yang berhasil dimatikan akibat serangan tersebut. Parahnya lagi, setelah serangan terjadi, kamera-kamera itu tak bisa dihidupkan kembali. Kondisi ini tentu memberi “angin segar” bagi pengendara mobil, sebab mereka bisa melintas di ruas jalan tertentu tanpa takut kena tilang meski melampaui batas kecepatan.
Speed camera yang terkena dampak juga beragam, mulai dari kamera permanen yang menempel di titik tertentu hingga kamera portabel yang biasanya dipindahkan sesuai kebutuhan. Setidaknya ada dua ruas jalan utama yang lumpuh sistem pengawasannya, yakni jalan A dan N, dua jalur sibuk dengan lalu lintas padat di Belanda.
Baca juga: Google Rilis Fitur AI Mode di Widget Pencarian Android: Cara Aktifkan dan Fungsinya
Menurut Service Central Processing Office (CVOM), kamera kecepatan memang kadang dimatikan untuk keperluan inspeksi maupun perawatan rutin. Namun kali ini berbeda, sebab kamera yang sudah dimatikan tak bisa lagi dinyalakan. Hal ini memunculkan dugaan bahwa tujuan hacker sebenarnya bukan hanya sekadar mematikan perangkat, melainkan membuatnya tidak berfungsi permanen.
Data Penting Ikut Jadi Sasaran
Serangan siber ini ternyata tidak berhenti di speed camera saja. Sistem yang disusupi juga menyimpan sejumlah informasi vital, mulai dari data kasus pengadilan, investigasi kepolisian, hingga data pribadi para pegawai. Fakta ini menandakan bahwa serangan tersebut bukanlah aksi iseng, melainkan memiliki tujuan serius.
Sebelumnya, pada Juni 2025, National Cyber Security Centre (NCSC) Belanda sempat merilis peringatan terkait celah keamanan zero-day Citrix NetScaler. Meski celah itu ditambal seminggu kemudian, ternyata Public Prosecution Service tetap harus mematikan sistemnya pada 17 Juli. Dengan begitu, peretas diperkirakan memiliki waktu hampir tiga minggu untuk masuk dan menanamkan akses mereka. Bahkan, laporan lain menyebut celah tersebut sudah dieksploitasi sejak Mei 2025.
Diduga Terkait Politik dan Perang
Tak sedikit analis yang menduga serangan ini berhubungan dengan isu geopolitik. Salah satu spekulasi menyebut kaitannya dengan tragedi pesawat MH17 yang ditembak jatuh oleh Rusia pada 2014 dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur.
Selain itu, ada pula dugaan serangan ini berkaitan dengan investigasi yang sedang dilakukan polisi militer Belanda terkait dugaan kejahatan perang Rusia di Ukraina. Artinya, ada kemungkinan besar bahwa motif serangan bukan sekadar soal teknologi, melainkan juga bernuansa politik dan militer.
Baca juga: WhatsApp Uji Coba Fitur Impor Foto Profil dari Facebook dan Instagram, Cek Cara Pakainya!
Meski begitu, bagi sebagian pengendara di Belanda, dampak langsung dari serangan siber ini justru memberi “keleluasaan” di jalan raya. Kamera pengawas yang lumpuh membuat mereka bisa memacu kendaraan tanpa rasa waswas. Namun di balik itu, para pakar keamanan menegaskan bahwa kasus ini adalah peringatan serius mengenai rapuhnya infrastruktur digital, terutama yang terhubung dengan layanan publik.